PENGARUH PENGALAMAN VIKARIUS
TERHADAP
UPAYA PENINGKATAN EFIKASI-DIRI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER SISWA
(Kajian Teoritik Aplikasi Teori
Bandura)
Oleh:
Luhur Wicaksono
FKIP-UNTAN
www.luhurwicaksono@yahoo.com No. Hp.085252585878
Abstrak: Pengambilan-Keputusan-Karier
(PKK) yang dilakukan oleh siswa pelaksanaannya memerlukan efikasi-diri (ED)
pengambilan-keputusan karier (PKK). ED-PKK merupakan keyakinan siswa bahwa ia
mampu untuk berhasil melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
pengambilan-keputusan-karier sesuai tingkatan yang dipilihnya. Efikasi-diri pengambilan
keputusan karier merupakan aspek perantara yang akan memunculkan tingkahlaku
baru yaitu ketepatan atau keberhasilan dalam pengambilan-keputusan-karier.
Salah-satu sumber untuk meningkatkan efikasi-diri pengambilan keputusan karier
adalah dengan melihat dan merasakan contoh pengalaman keberhasilan orang lain
(pengalaman vikarius)
Kata Kunci: Pengambilan-Keputusan-Karier, efikasi-diri,
pengalaman vikarius
Abstract: Career-decision-making
(CDM) caried out by the students practice requires self-efficacy (SE) career-decision-making
(CDM). SE-CDM is a student belief that he was able to successfully carry out
activities related to level appropriate career-decision-making choice.
Self-efficacy is a career-decision-making aspects of the behavior of
intermediaries who will bring new namely accuracy or success in
career-decision-making. One of the sources to improve career-decision-making
self-efficacy is to see and feel the examples of successful experiences of
others (vicarious experiences).
Key
Word: Career-decision.making, self-efficacy, vicarious
experience
Pengambilan-keputusan karier
(PKK) yang optimal untuk mewujudkan-nya
diperlukan keyakinan-diri bahwa seseorang akan mampu me-
1
2
akukan apa yang
menjadi pilihannya. Keyakinan-diri
dan pengharapan terhadap keberhasilan–bahwa kalau ia mau melakukannya pasti ia–mampu
me-lakukan suatu perbuatan
tertentu merupakan kekuatan awal untuk
berani memulai melakukan sesuatu (perbuatan). Hal itu akan timbul apabila
individu telah mengetahui dan memahami yang di-peroleh dengan belajar melalui
melihat dan mengalami keberhasilan orang lain. Keyakinan-diri dan pengharapan ke-berhasilan yang
timbul itulah pada gilirannya akan menjadi perantara bagi timbulnya
tingkah-laku baru dimasa yang akan datang, termasuk dalam tingkah-laku pengambilan-keputusan karier (PKK). Oleh
karena itu Teori Belajar Sosial mengatakan
bahwa, kepribadian dan tingkah laku orang itu lebih merupakan hasil belajar
daripada hasil pembawaan dari lahir (Munandir,
1986: 97). Keyakinan-diri dan
pengharapan-keberhasilan juga merupakan bentuk kepribadian sebagai hasil
belajar, dan ini oleh Bandura dikatakan sebagai efikasi-diri (ED).
Self-efficacy (Efikasi-Diri) ada-lah “keyakinan bahwa suatu hasil dapat mengeksekusi
perilaku yang diperlukan untuk memperoleh hasil tertentu” (Bandura,
1977, p 193). Efikasi-diri siswa mempengaruhi kinerja
akademis mereka dalam berbagai cara. Siswa dengan rasa efikasi-diri akademik yang kuat,
rela melakukan tugas-tugas menantang,
mengeluarkan usaha yang lebih besar, menunjukkan ketekunan yang meningkat ketika ada
hambatan, menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih rendah, fleksibel dalam
penggunaan strategi pembelajaran, mampu melakukan evaluasi diri
secara akurat terhadap kinerjanya,
3
mempunyai minat kebahasaan yang lebih besar dalam hal
skolastik, serta dapat mengatur diri secara lebih baik daripada siswa
lainnya (Mills, Pajares, dan Herron (2007).
Efikasi-Diri (ED) penting, karena bukan hanya bisa
memprediksi perilaku masa depan, efikasi-diri juga memposisi-kan
hubungan langsung antara keyakinan individu dan perilaku masa depannya
(Bandura, 1977). Pada penelitian ter-hadap sejumlah
mahasiswa (dengan rentang usia 18 sampai 25 tahun) pada sebuah Perguruan Tinggi
(Universitas Tabriz) di Iran dalam
kaitannya dengan “ketrampilan menulis” bahasa Inggris sebagai bahasa asing,
ternyata efikasi-diri bisa memprediksi (mempunyai pengaruh) terhadap
ketrampilan membuat narasi dan memahami tugas ketrampilan bahasa yang berkaitan
dengan pribadi (Rahim-pour and Jahan, 2010). Efikasi-Diri memberikan bukti mengenai adanya perbedaan dari optimisme dan pesimisme dalam menentukan kinerja kelas
(Christiansen, Fogarty & Wallace, 1999). Efikasi-Diri
menyangkut penilaian
individu atas kemampuan mereka sendiri
untuk menyelesaikan tugas-tugas spesifik sehingga sangat mempengaruhi
motivasi dan perilaku mereka (Pajares & Kranzler, 1995). Peningkatan efikasi-diri ternyata juga memberikan dampak terhadap pe-ningkatan
motivasi serta efektivitas kerja tim (Burns, 2010). Dengan
kata lain efikasi diri bisa juga digunakan dalam banyak bidang, termasuk dalam
hal ini dalam pengambilan-keputusan-karier (PKK).
Pengalaman Vikarius (PV) atau Vicarious Experience merupakan satu diantara empat sumber -tiga
sumber lainnya adalah; pengalaman menguasai sesuatu prestasi
4
(performance
accomplishment), pe-ngalaman vikarius (vicarious experience), persuasi
social (social persuation) dan pembangkitan emosi (Emotional/ Physio-logical states)- dimana Bandura mengata-kan bahwa
Efikasi diri
atau keyakinan diri itu dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan, melalui salah satu atau kombinasi
empat sumber tersebut (Bandura, 1977: 80)
Pengalaman Vikarius adalah pengalaman dengan cara melihat orang lain berhasil melakukan
kegiatan yang menantang (sulit), akan membuahkan harapan bahwa mereka juga akan
berhasil bila sungguh-sungguh dan tekun ber-usaha (Bandura, 1977: 81). Dengan
kata lain Pengalaman Vikarius (PV)
merupa-kan proses perbandingan antara seseorang dan orang lain (model),
sehingga mereka yang memperoleh pengalaman ini akan mempunyai/ meningkat rasa
keberhasilan-nya, karena merasa bahwa; “Jika mereka bisa melakukan, maka saya
seharusnya bisa melakukan juga”.
PV, yang pelaksanaannya melalui modeling sebenarnya telah
banyak dilakukan. Penelitian dengan model telah
dilakukan pada orang
dewasa atau teman sebaya (sebagai model), yang digunakan untuk mengajarkan anak
mengenai
strategi pemahaman membaca dengan mengamati meningkatkan belajar dan memotivasi
mereka untuk bekerja dengan tekun (Pressley, El-Dinary, Wharton-McDonald, &
Brown, 1998). Penelitian Schunk dan Rice (1991) pada
anak SD dengan permodelan, hasilnya ternyata dapat memfasilitasi anak menuju
pada tingkat mandiri.
5
Penelitian lain dilakukan oleh Eleni Zetou, Thomas Kourtesis, Katerina
Getsiou, Maria Michalopoulou, &
Efthimis Kioumourtzoglou dari Depar-temen Pendidikan Jasmani dan Ilmu
Pengetahuan Olah Raga pada Universitas Democritus di Komotini - Greece, menguji pengaruh pemodelan diri ter-hadap keterampilan belajar dan efikasi-diri pada 32 wanita pemain pemula voli pantai dengan usia rata-rata 12,8 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta kelompok permodelan diri me-ngalami peningkatan, baik dalam ke-terampilan belajar maupun efikasi-diri mereka (Zetou, E., Kourtesis, T., Getsiou, K., Michalopoulou, M., & Kioumourt-zoglou, E., 2008 ).
Pengalaman Vikaruis (PV) sebagai salah satu upaya untuk me-ningkatkan Efikasi-Diri Pengambilan-Keputusan-Karier (ED-PKK) siswa belum
banyak memperoleh perhatian. Pengamatan sementara (berdasarkan observasi pada
sekolah dan wawancara selintas terhadap guru BK SMK dan SMP) pada sekolah di
hampir seluruh kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Barat secara umum
menunjukkan bahwa mereka belum melaksanakannya. Kalau-pun sudah, maka
pelaksanaannya juga masih terpecah-pecah dan masih belum sistematis, kebanyakan
mereka masih sekedar hanya melaksanakan “program dasar” (pola 17 plus), dan
itupun belum semuanya terlaksana (pengamatan seba-gai asesor akreditasi
sekolah). Pertanyaan yang muncul adalah, apakah (model) PV betul-betul bisa
diterima, terlaksana, serta layak untuk diterapkan pada siswa. Disamping itu,
apakah PV juga dapat memberikan beberapa manfaat bagi para siswa, yaitu untuk ;
(1) pembangkit tingkahlaku (2) meningkatkan ketahanan
6
diri
dalam menghadapi kesulitan, (3) menyampai-kan pola perilaku baru (Bell, 1986:
241-242), (4) memberikan standar yang dapat dipercaya sebagai pedoman bagi
cita-cita si pengamat, atau mem-berikan tolok rujukan yang realistis sebagai
perbandingan bagi si pengamat (Rosenthal & Bandura 1978: 636)
Berdasarkan uraian tersebut
dapat dikemukakan bahwa pemberian pengalaman vikarious (vicarious ex-perience) diharapkan bisa merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan efikasi-diri pengambilan-keputusan-ka-rier (ED-PKK) siswa.
Pemberian peng-alaman vikarious (vicarious
experience) diharapkan dapat menjadikan siswa bisa menjalankan
perilaku tertentu yang begitu
penting artinya, agar ia dapat memilih kegiatan yang akan dijalaninya sebagai karier. Siswa akan mempunyai efikasi-diri (ED) yang tinggi untuk menentukan sekolah lanjutan atau terjun ke masyarakat
(bekerja). Ini merupakan hal
yang akan dijalani oleh setiap siswa (dalam hal ini siswa SMP)
sebagai salah satu dari kegiatan pengambilan-keputusan-karier
(PKK)
Efikasi – Diri (Self-Efficacy)
Effikasi-diri (ED) adalah
keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu menampilkan perilaku yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Bandura, dalam Luzzo,
1993). Karena itu ED, meliputi adanya
rasa mampu menguasai. Sebagai contoh, seorang siswa yang memiliki ED yang kuat
percaya bahwa ia dapat memperoleh nilai yang tinggi pada mata pelajaran mata pelajaran prasyarat agar ia
masuk pada jurusan/ program studi
yang dipilihnya.
7
Efikasi-diri dikemukakan sebagai salah
satu istilah dalam Teori Belajar Sosial
Bandura yang dimaksudkan sebagai keyakinan bahwa orang dapat berhasil
menjalankan tingkah-laku yang diperlu-kan untuk membuahkan akibat tertentu (Bandura, dalam Bell 1986 : 250). Oleh karena itu
efikasi-diri meliputi adanya rasa mampu untuk menguasai (suatu tingkah-laku). Bandura me-ngemukakan istilah efikasi diri sebagai
faktor yang berpengaruh bagi tingkahlaku individu paling sedikit dalam tiga cara; (1) the choice of
activities to be engaged in,
(2) the quality of an individual’s performance, and (3) persistence in
difficult tasks (Bell, 1986: 250).
Bandura (1977: 84 – 85)
mengajukan tiga dimensi efikasi-diri, yakni: 1) Magnitude, yang berkaitan
dengan tingkat kesulitan tugas, sejauh-mana individu merasa mampu dalam
melakukan berbagai tugas dengan tingkat kesulitan tugas mulai dari yang
sederhana, yang agak sulit, hingga yang sangat sulit; 2) Generality, sejauhmana
individu yakin akan kemampuannya dalam berbagai situasi tugas, mulai dari dalam
melakukan suatu aktivitas atau situasi tertentu, hingga dalam serangkai-an
tugas atau situasi yang bervariasi; 3) Strength, kuatnya keyakinan seseorang
mengenai kemampuan yang dimiliki.
Bandura menyarankan 3 (tiga)
kegiatan secara garis besar untuk dapat mengembangkan efikasi-diri, yaitu
dengan; (1) usaha untuk mengembangkan rasa mampu menguasai, (2) selalu
melakukan reinforsment untuk tingkah-laku baru yang diperoleh dan, (3)
memperhatikan faktor situasional.
8
Bagaimana orang bertingkah-laku dalam
situasi tertentu tergantung kepada resiprokal antara lingkungan dengan kondisi
kognitif, khususnya faktor kognitif yang berhubungan dengan keyakinannya bahwa
dia mampu atau tidak melakukan tindakan yang memuas-kan. Bandura menyebut
keyakinan atau harapan diri ini sebagai efiksasi diri,dan harapan hasilnya
disebut ekspektasi hasil.
1. Efiksasi diri atau
ekspektasi (self effication – efficacy expectation) adalah “Persepsi diri
sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu”.
Efikasi dari berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan
tindakan yang diharapkan.
2. Ekspektasi hasil (outcome
expec-tations) adalah perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang
dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu.
Efikasi adalah penilaian
diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah,
bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Efikasi ini berbeda dengan aspirasi (cita – cita), karena
cita – cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya dapat dicapai.
Sedangkan efikasi menggambar-kan ekspektasi efikasi yang tinggi, misal-nya; bahwa
seseorang mampu me-laksanakan operasi tumor sesuai dengan standar
profesional. Namun ekspektasi hasilnya bisa rendah, karena hasil operasi itu
sangat tergantung pada daya tahan jantung pasien, kemurnian obat anti-biotik,
sterilitas dan infeksi, dan sebagai-nya. Orang bisa memiliki ekspek-tasi hasil yang realistik
(apa yang diharapkan sesuai dengan kenyataan hasilnya), atau sebaliknya, ekspektasi
hasilnya tidak realistik
9
atau sebaliknya, ekspektasi hasilnya tidak realistik
(mengharap terlalu tinggi dari hasil nyata yang dipakai). Orang yang
ekspektasinya tinggi (percaya bahwa dia dapat mengerjakan sesuai dengan
tuntutan situasi) dan harapan hasilnya realistik (memperkirakan hasil sesuai
dengan kemampuan diri). Orang itu akan bekerja keras dan bertahan mengerjakan
tugas sampai selesai.
Sumber Efikasi Diri
Perubahan tingkah laku,
dalam system Bandura kuncinya adalah perubahan ekspektasi (efikasi diri).
Efikasi diri atau keyakinan kebiasaan diri itu dapat diperoleh, diubah,
ditingkatkan atau diturunkan, melalui salah satu atau kombinasi empat sumber (sebagaimana gambar 1 dan tabel 1), yakni pengalaman menguasai sesuatu prestasi
(performance accomplishment), pengalaman vikarius (vicarious experience),
persuasi social (social persuation) dan pembangkitan emosi
(Emotinal/Physiological states).

10
Tabel 1: Strategi Pengubahan Sumber Ekspektasi Efikasi
Sumber
|
Cara Induksi
|
|
Pengalaman Performansi
|
Participant modeling
|
Meniru model yang
berprestasi
|
Performance
desenzation
|
Menghilangkan
pengaruh buruk prestasi masa lalu
|
|
Performance
exposure
|
Menonjolkan
keberhasilan yang pernah diraih
|
|
Selfinstructed
performance
|
Melatih diri untuk
melakukan yang terbaik
|
|
Pengalaman
Vikarius
|
Live modeling
|
Mengamati model
yang nyata
|
Symbolic modeling
|
Mengamati model
simbolik,film,komik,cerita.
|
|
Persuasi Verbal
|
Suggestion
|
Mempengaruhi
dengan kata-kata berdasar kepercayaan
|
Exhortation
|
Nasihat,peringatan
yang mendesak/memaksa.
|
|
Self-instruction
|
Memerintah diri
sendiri
|
|
Interpretive
treatment
|
Interpretasi baru
memperbaiki interpretasi lama yang salah
|
|
Pembangkitan Emosi
|
Attribution
|
Mengubah atribusi,
penanggungjawab suatu kejadian emosional
|
Relaxation
biofeedback
|
Relaksasi
|
|
Symbolic
desensitization
|
Menghilangkan
sikap emosional dengan modeling simbolik
|
|
Symbolic exposure
|
Memunculkan emosi
secara simbolik
|
Pengalaman
performansi
Adalah prestasi yang pernah dicapai pada masa yang telah
lalu. Sebagai sumber, performansi masa lalu menjadi pengubah efikasi diri yang
paling kuat pengaruh-nya. Prestasi (masa lalu) yang bagus meningkatkan
ekspektasi efikasi, sedang kegagalan akan menurunkan efikasi.
11
Mencapai keberhasilan akan memberi dampak efikasi yang
berbeda-beda, ter-gantung proses pencapaiannya :
- Semakin sulit tugasnya, keberhasilan akan membuat efikasi semakin tinggi.
- Kerja sendiri, lebih meningkatkan efikasi dibanding kerja kelompok, dibantu orang lain.
- Kegagalan menurunkan efikasi, kalau orang merasa sudah berusaha sebaik mungkin.
- Kegagalan dalam suasana emosional/stress, dampaknya tidak seburuk kalau kondisinya optimal.
- Kegagalan sesudah orang memiliki keyakinan efikasi yang kuat, dampaknya tidak seburuk kalau kegagalan itu terjadi pada orang yang keyakinan efikasinya belum kuat.
- Orang yang biasa berhasil, sesekali gagal tidak mempengaruhi efikasi.
Pengalaman
Vikarius
Diperoleh melalui model sosial.
Efikasi akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain, sebaliknya
efikasi akan menurun jika mengamati orang yang kemampuannya kira-kira sama
dengan dirinya ternyata gagal. Kalau figure yang diamati berbeda dengan diri
sipengamat, pengaruh vikarius tidak besar. Sebaliknya ketika mengamati
kegagalan figure yang setara dengan dirinya, bisa jadi orang tidak mau
mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan figur yang diamatinya itu dalam
jangka waktu yang lama.
PV di induksi melalui dua cara, yaitu melalui; (1) live modeling, dan (2) symbolic modeling (Bandura, 1977: 80).
Live Modeling atau Model Hidup (MH) meliputi
anggota keluarga, teman, rekan sekerja, dan orang-orang lain yang ada
hubungannya dengan individu secara langsung (Bell, 1986: 242). Pada siswa model
hidup ini adalah teman, keluarga, dan orang-orang yang sukses di bidangnya.
Model hidup ini akan memberikan informasi mengenai latar sosial dan kerja
dimana individu (model) ini dalam kesehariannya.
12
Symbolic Modeling atau Model Simbolik (MS), merupakan
perwujudan tingkahlaku dalam gambar (bell, 1986: 242). Pada masa usia SD sampai
SMP, anak masih mempunyai ketertarikan yang besar untuk visualisasi gambar,
misalnya dengan tampilan (ceritera) boneka yang disuguhkan dengan sedemikian
rupa untuk menarik minat siswa. Ini dapat dilihat/dibuktikan berdasarkan
pengamat-an sementara, siswa SMP (yang berada pada usia remaja) selalu
mempunyai tokoh idola di semua lini kehidupan, tokoh-tokoh entertaint, bahkan
tokoh kartun/animasi sebagaimana yang mereka mainkan pada game-game internet.
Model (boneka) ini mempunyai kelebih-an karena dapat mendeskripsikan dan ‘berceritera”
mengenai latar sosial dan kerja orang-orang yang sukses tanpa harus terkendala
harus mendatangkan obyek nyatanya. Disamping itu model ini bisa
diputar/diselenggarakan secara ber-ulang untuk lebih memperjelas
pemodelan.
Persuasi Sosial
Efikasi diri juga dapat
diperoleh, diperkuat atau dilemahkan melalui per-suasi sosial.
Dampak dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat persuasi dari
orang lain dapat mem-pengaruhi efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa
percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistik dari apa yang
dipersuasikan.
Keadaan Emosi
Keadaan emosi yang mengikuti
suatu kegiatan akan mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu. Emosi yang
kuat, takut, cemas, stress, dapat mengurangi efikasi diri.
13
Namun bisa terjadi,
peningkatan emosi (yang tidak berlebihan) dapat meningkat-kan efikasi diri.
Perubahan
tingkah laku akan terjadi kalau sumber ekspektasi efikasi-nya berubah. Pengubahan
self-efficacy banyak dipakai untuk memperbaiki ke-sulitan dan adaptasi tingkah
laku orang yang mengalami berbagai masalah behavioral.
Langkah-langkah Pelaksanaan PV
a.
Melaksanakan Pre-tes untuk me-ngetahui tingkat efikasi-diri (ED) siswa
b.
Melaksanakan peningkatan efikasi-diri (ED) melalui pengalaman vikarius dilakukan melalui model hidup dan model
simbolik.
- Model Hidup diselenggarakan dengan
memanggil narasumber orang-orang yang sukses di bidangnya,
- Model Simbolik dengan Permain-an Seni Monolog Boneka, me-lalui; (1) .Penciptaan bentuk-bentuk benda sesuai
kemungkinan karier darat, laut, dan udara, (2).terintegrasi dengan materi/ tema
belajar, (3). Pemberian Narasi.
c.
Melaksanakan Pos-test untuk mengetahui ada-tidaknya per-ubahan
Adapun
langkah-langkah pelaksanaan PV dapat dilihat pada gambar 2
14

Gambar 2:
Langkah-langkah Pelaksanaan PV
Berdasarkan model pada Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa
agar efikasi-diri (ED) siswa dapat
meningkat, dapat diberikan (perlakuan) pengalaman
vikarius (PV). Pelaksanaan PV, diselenggarakan dengan melalui (pemberian) model hidup (MH), dan model
simbolik (MS). MH adalah teman dan/atau orang-orang yang sukses di
bidangnya yang bisa dilihat atau didatangkan untuk berceritera mengenai
pengalaman, suka-duka dirinya sehingga bisa menjadi orang sukses (terutama
dalam karier). Sedangkan MS diujudkan melalui Permainan Seni Monolog Boneka (PSMB) dalam bentuk; (1) Penciptaan bentuk-bentuk benda sesuai
kemungkinan karier darat, laut, dan udara, (2) terintegrasi dengan materi/ tema
belajar, dan (3) Pemberian Narasi
15
Kesimpulan
Pengambilan-keputusan-karier
(PKK) dalam pelaksanaannya bagi siswa SMP perlu adanya efikasi-diri (ED) peng-ambilan-keputusan-karier
(PKK) agar ke-putusan karier dapat diambil secara tepat.
Bantuan
untuk meningkatkan efikasi-diri pengambilan-keputusan-ka-rier (ED-PKK), secara
teoritik bisa di-lakukan/diberikan kepada siswa SMP melalui salah satu sumber
yang bisa me-ningkatkan efikasi-diri yaitu pe-ngalaman vikarius (PV), dengan
memanfaatkan teknik pemodelan
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. (1977). Social
Learning Theory. Englewood
Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall, Inc...
Burn, J.A., (2010). Assessing the Impor-tance
of Building Self-efficacy to Impact Motivation, Per-formance
Levels, and Team Effectiveness, United States Sports Academy
America's Sports University,Volume
18 (4).
Bel. M.E., (1986). Learning and
Instruc-tion Theory into Practice. New York:
Macmillan Publishing Company.
Isaacson, Lee. E. dan
Brown, Duane., (1993).
Career Information, Career Counseling,
& Career Development (Fifth
Edition), Boston : Allyn and Bacon.
Pressley, M., El-Dinary, PB,
Wharton-McDonald, R., & Brown, R. (1998). Transactional instruction of
comprehension strategies in the elementary grades. In DH Schunk & BJ
Zimmerman (Eds.), Self-regulated learning; From teaching to self-reflective
practice (pp. 42–56). New York: Guilford Press.
Rosenthal, T.L., & Bandura, A (1978). Psychological modeling: Theory
and Practice. Dalam S.L. Garfield & A.E. Begia (ed.). Handbook of psychotherapy and Behavior change: An empirical analysis (edisi kedua, halaman 621-658) New York:
Wiley.
Zetou, E., Kourtesis,
T.,
Getsiou, K., Michalopoulou, M., & Kiou-mourtzoglou, E., (2008). Penga-ruh
Permodelan-Diri pada Ke-trampilan Belajar dan Efikasi-Diri Wanita Pemain Pemula Voli Pantai. Athletic Insight. The Online
Juornal of Sport Psychology. ISSN 1536-0431.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar